LOKASI

Mereka bilang, Geng Nero memukuli korbannya di Gang Cinta

oleh Nuraini Juliastuti

Dengan niatan untuk membuat cerita tentang Geng Nero, kami pergi ke Yuwana. Ada dua pertanyaan yang ingin kami jawab. Pertama, hal-hal apa yang mendorong mereka untuk merekam kekerasan yang mereka lakukan. Kedua, mekanisme persebaran video macam apa yang terjadi disini. Berbekal informasi tentang Geng Nero yang sepenuhnya didapatkan dari media massa, kami mulai penelusuran ini. Menyadari bahwa data yang sementara ini ada di tangan kami mungkin bukan jenis yang punya nilai kepercayaan tinggi, kami mengharapkan akan bertemu dengan berbagai peristiwa kebetulan-tak terduga yang justru akan mengantarkan kami pada pemahaman yang lebih baik tentang tidak hanya geng nero, tetapi juga Yuwana–kota kecamatan di Pati yang memproduksi mereka.

Pada 3 Juli lalu, dua hari sebelum benar-benar berangkat ke Yuwana, Mas Y–suami Mbak Z salah seorang kontak lokal kami di Kecamatan Tayu, memberikan informasi bahwa di desa sebelah tinggal seorang remaja putri bernama W yang menurut desas-desus yang beredar di desa itu, punya hubungan dekat dengan kasus Geng Nero. Dikatakan desas-desus karena semua tidak bisa memastikan apakah ia adalah korban ataukah salah satu anggota geng. Cukup sulit untuk memastikannya karena menurut keterangan beberapa orang yang dikontak lewat telepon oleh Mas Y mengatakan bahwa W tidak banyak bergaul akrab dengan para penduduk sekitar. W sendiri adalah putri Bapak S, seorang nelayan sekaligus pengusaha ikan yang sukses di desa itu.

Lanjutkan →

Bersiasat untuk Handphone

oleh Syafiatudina

Pondok Pesantren Mbah Fayomi, terdiri atas dua pondok. Pondok untuk santri laki-laki dan santri perempuan. Pondok ini sudah berdiri cukup lama. Menurut penuturan Bu Fayomi, pondok ini sudah ada semenjak tahun 70an.

Lokasi pondok ini berada di daerah Kajen, kecamatan Margoyoso, Pati. Daerah ini memang dikenal sebagai daerah dengan jumlah pondok pesantren yang cukup banyak.

Pada tanggal 5 Juli 2010, kami mengadakan focus discussion group (FGD) dengan para santri perempuan, di pondok pesantren Mbah Fayomi. Waktu liburan, membuat suasana pondok agak sedikit lengang. Hanya beberapa orang yang masih berada di pondok, itu pun karena madrasah mereka belum libur.

Lanjutkan →

Di jalan lagi

oleh Nuraini Juliastuti

Sudah terang bahwa yang akan saya katakan ini bukan sesuatu yang baru: bahwa jalanan sungguh adalah sebuah ruang terbuka dimana penanda-penanda untuk membaca kota–baik potensi maupun kekalahan orang-orang yang ada didalamnya–ditunjukkan dengan gamblang. Mungkin ia baru saya rasakan maknanya sekarang karena akhir-akhir ini saya, tubuh fisik saya, lebih sering berada di jalan, di tempat-tempat yang tidak saya akrabi, di kota-kota lain. Dan baik bagi pendatang baru maupun penghuni lama sebuah kota, jalanan selalu tersedia sebagai ruang yang akan terus menerus dirujuk untuk melihat kota.

Baru kali ini saya ke Pati. Pengetahuan saya tentangnya juga bisa dibilang minim. Yang jelas saya tahu bahwa dua produsen besar kacang kulit–Garuda dan Dua Kelinci–berpusat disini. Angka detilnya saya belum tahu, tetapi pastilah produksi kacang tanah lebih besar dari hasil pertanian lain sampai dua perusahaan diatas punya pabrik disini. Setelah beberapa hari mondar-mandir, saya tahu bahwa ternyata kota ini juga punya dua buah pabrik gula di Tayu dan Trangkil. Beberapa penandanya saya temukan saat berkendara pulang dari Ngemplak (di Kecamatan Margoyoso) ke rumah pondokan kami di belakang alun-alun kota: truk-truk besar lalu-lalang tak henti-henti mengangkut tebu, keluar dari kebun tebu, masuk penampungan khusus untuk disortir dan diolah di pabrik, truk yang mengangkut karung-karung coklat besar–mungkin itu gula yang sudah jadi? (oh, bisa jadi mereka berisi beras, kacang hijau, atau ketela pohon). Saya temui juga beberapa bis kecil mondar-mandir. Diatas motor yang sama-sama melaju kencangnya dengan mereka, agak sulit untuk membaca mereka ini melaju darimana dan hendak kemana. Saya bayangkan didalam perut mereka berdiam para pegawai pabrik gula, sedang akan berangkat kerja.



Situs ini menggunakan lisensi Creative Commons Lisence BY-SA-NC.
RSS // Ruang Laba