Artikel Terbaru

Batam Dari Balik Jendela Taksi

oleh Syafiatudina

Adek asli Singapur?

Pertanyaan ini diberikan oleh beberapa supir taksi yang saya temui selama di Batam. Dan tentu saya jawab, “Tidak. Saya dari Jogja”. Ketika saya tanya lebih lanjut apakah saya memiliki wajah orang Singapura, para sopir taksi itu tertawa. Salah satu sopir taksi mengatakan bahwa terlalu banyak mengantar orang Singapura membuat mereka berpikir bahwa semua orang berasal dari Singapura.

Warga negara asing yang paling banyak mengunjungi Batam adalah warga Singapura. Mungkin karena kedekatan geografis, membuat Batam menjadi tempat yang menarik untuk didatangi warga Singapura. Beberapa supir taksi yang saya temui, memiliki pelanggan tetap warga Singapura.

Pak R memiliki pelanggan, seorang perempuan asal Singapura yang setiap bulan datang ke Batam untuk membeli susu bayi. Perempuan ini begitu sampai di Batam, langsung menuju supermarket, membeli 10 kaleng susu bayi, lalu kembali lagi ke Singapura. “Bayinya hanya doyan susu Indonesia. Gak doyan dia susu Singapur!” ujar Pak R.

Lanjutkan →

Mereka bilang, Geng Nero memukuli korbannya di Gang Cinta

oleh Nuraini Juliastuti

Dengan niatan untuk membuat cerita tentang Geng Nero, kami pergi ke Yuwana. Ada dua pertanyaan yang ingin kami jawab. Pertama, hal-hal apa yang mendorong mereka untuk merekam kekerasan yang mereka lakukan. Kedua, mekanisme persebaran video macam apa yang terjadi disini. Berbekal informasi tentang Geng Nero yang sepenuhnya didapatkan dari media massa, kami mulai penelusuran ini. Menyadari bahwa data yang sementara ini ada di tangan kami mungkin bukan jenis yang punya nilai kepercayaan tinggi, kami mengharapkan akan bertemu dengan berbagai peristiwa kebetulan-tak terduga yang justru akan mengantarkan kami pada pemahaman yang lebih baik tentang tidak hanya geng nero, tetapi juga Yuwana–kota kecamatan di Pati yang memproduksi mereka.

Pada 3 Juli lalu, dua hari sebelum benar-benar berangkat ke Yuwana, Mas Y–suami Mbak Z salah seorang kontak lokal kami di Kecamatan Tayu, memberikan informasi bahwa di desa sebelah tinggal seorang remaja putri bernama W yang menurut desas-desus yang beredar di desa itu, punya hubungan dekat dengan kasus Geng Nero. Dikatakan desas-desus karena semua tidak bisa memastikan apakah ia adalah korban ataukah salah satu anggota geng. Cukup sulit untuk memastikannya karena menurut keterangan beberapa orang yang dikontak lewat telepon oleh Mas Y mengatakan bahwa W tidak banyak bergaul akrab dengan para penduduk sekitar. W sendiri adalah putri Bapak S, seorang nelayan sekaligus pengusaha ikan yang sukses di desa itu.

Lanjutkan →

Bersiasat untuk Handphone

oleh Syafiatudina

Pondok Pesantren Mbah Fayomi, terdiri atas dua pondok. Pondok untuk santri laki-laki dan santri perempuan. Pondok ini sudah berdiri cukup lama. Menurut penuturan Bu Fayomi, pondok ini sudah ada semenjak tahun 70an.

Lokasi pondok ini berada di daerah Kajen, kecamatan Margoyoso, Pati. Daerah ini memang dikenal sebagai daerah dengan jumlah pondok pesantren yang cukup banyak.

Pada tanggal 5 Juli 2010, kami mengadakan focus discussion group (FGD) dengan para santri perempuan, di pondok pesantren Mbah Fayomi. Waktu liburan, membuat suasana pondok agak sedikit lengang. Hanya beberapa orang yang masih berada di pondok, itu pun karena madrasah mereka belum libur.

Lanjutkan →



Situs ini menggunakan lisensi Creative Commons Lisence BY-SA-NC.
RSS // Ruang Laba