KLIPING

Pidato lengkap SBY soal SMS fitnah

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggelar jumpa pers khusus menyikapi beredarnya SMS yang menyudutkan dirinya. Merasa difitnah, SBY membantah tuduhan-tuduhan tersebut. Berikut isi pidato lengkap SBY saat berbicara di Bandara Halim Perdanakusuma, sesaat sebelum keberangkatannya ke Kalimantan Barat, Senin (30/5/2011):

Saudara-saudara, selama dua hari libur, saya menerima tamu dan bertemu dengan banyak sahabat. Kita bicarakan banyak hal termasuk yang beredar di masyarakat, berkaitan dengan pemberitaan yang tidak jelas sumbernya, mengandung fitnah yang sangat keterlaluan. 

Kalau bicara fitnah, banyak orang negeri ini yang menjadi korban, saya salah satunya. Selama mengemban amanah melalui pemilu yang sah dan demokratis, saya kira ratusan fitnah datang kepada saya.

Selama ini saya memilih diam. Satu kali dua kali manakala fitnah itu keterlaluan, maka demi nama baik dan merupakan hak saya, saya perlu memberi penjelasan.

 Banyak saudara-saudara kita di republik ini yang juga sering jadi korban fitnah. Tapi mereka tidak percaya, tidak bisa bicara dan tidak punya ruang. Mudah-mudahan yang saya sampaikan ini bisa mewakili mereka yg selama ini menjadi korban fitnah.

Saudara, sebagai WNI dan kepala negara saya sedih dan prihatin jika ada saudara kita memiliki perilaku menyebar fitnah tanpa beban apapun, tanpa merasakan. Tadinya saya berharap dengan teknologi informasi yang berkembang seperti SMS, Twitter, BB dan semua jenis media online itu bisa meningkatkan kehidupan bangsa. Itu yang harus dilakukan, bukan media itu digunakan untuk menyebarkan fitnah dan pembunuhan karakter, caci maki terhadap siapapun. Bukan cuma saya, tapi siapapun yang jadi korban teknologi informasi dewasa ini.

Saudara, apa yang saya ketahui, fitnah yang dilemparkan oleh seseorang dari tempat gelap sangat luar biasa. Saya katakan dengan bahasa terang, mereka tidak bertanggung jawab, tidak ksatria, pengecut karena tidak menampakkan diri.

 Janganlah terus menerus menyebarkan racun fitnah. Muncullah secara ksatria, mari kita berhadapan demi hukum dan keadilan. Itu 1000 persen tidak mengandung kebenaran. Katanya ada mega skandal Bank Century, itu-itu lagi. Disebutkan tindakan saya yang tidak terpuji. Ada lagi dikatakan PD punya tabungan Rp 47 triliun dan demokrat harus menjelaskan. Terbalik logikanya. Dia yang menuduh dia yang membuktikan.

Jangan lakukan sesuatu dengan sembunyi melalui apa yang beredar sekarang ini.

Lanjutkan →

Shifting the focus to rural population

Going rural: A merchant goats makes a call to a prospective buyer in Munggi market in Munggi village, Semanu district, Gunung Kidul regency, Yogyakarta. In the future when telecommunication infrastructure is in place, it will not be improbable for villagers to make transactions via cellular phone or laptop. JP/Slamet Susanto

Going rural: A merchant goats makes a call to a prospective buyer in Munggi market in Munggi village, Semanu district, Gunung Kidul regency, Yogyakarta. In the future when telecommunication infrastructure is in place, it will not be improbable for villagers to make transactions via cellular phone or laptop. JP/Slamet Susanto

by Zatni Arbi

World Telecommunication and Information Society Day (WTISD) is celebrated in many countries annually. WTISD aims to help raise awareness of the possibilities that the use of the Internet and other information and communication technologies (ICT) can bring to societies and economies, as well as of ways to bridge the digital divide. This year’s WTISD is themed “Better life in rural communities with ICTs”. The Jakarta Post is running a special edition on WTISD to mark the day.

Each time we see an urban elementary schoolboy accessing facebook on his smartphone, we are amazed. How can a child as young as that navigate the maze of menus so easily? How does he understand the complex myriads of options? And, not only that, we even have a lot of child prodigies who can develop games for cell phones.

Now, envision the awe that a group of rural people in an isolated location in Africa would feel when they watch a report from Japan, Korea and China?

Or the life of people in Stockholm, Sweden, during summertime?

Would you believe it? According to a study by Opera—the Norway-based maker of a mini browser for handsets, the rural people in Zambia, Nigeria, Kenya and Ghana are watching news sources such as CNN and BBC. With the Internet reaching their local community centers, this is no longer a dream.

Lanjutkan →

Manusia Ibarat Handphone

Kedaulatan Rakyat, Maret 2011



Situs ini menggunakan lisensi Creative Commons Lisence BY-SA-NC.
RSS // Ruang Laba